Harga set pelaminan sangat mahal, oleh karena itu biasanya perlengkapan pesta ini disewa saja. Harga sewa bergantung pada kemampuan. Semakin megah pelaminan tentu harga sewanya semakin mahal, semakin simpel dan minimalais maka biaya sewanya juga semakin murah. Berikut ini beberapa alamat dan nomor telepon usaha sewa pelaminan di sekitar Kota Jakarta.
sewa pelaminan jakarta
Image credit to Google Maps
Kalau ingin melangsungkan pesta pernikahan di sekitar kawasan Pondok Pinang Kebayoran Lama mungkin anda bisa menyewa pelaminan di Noor Griya Pelaminan. Berada di Jalan Gedung Hijau, nomor teleponnya 021-8591-4833. Di sini tersedia pelaminan dan baju pengantin adat, soal harga sewa silahkan konfirmasi ke nomor telepon tersebut atau kunjungi langsung ke lokasi.

Bagi kita yang bersuku Minang Kabau tentu akan melangsungkan pernikahan sesuai dengan adat, di Jakarta sangat banyak jasa sewa pelaminan minang bisa kita temukan. Salah satunya “Dinda Sakato” berada di Jalan Raya Gading Pondok Banbu, nomor teleponnya 021-8601-131. Berbagai model gaun pengantin seperti pakaian adat payakumbuh, tanah datar dan padang ada di sini. Pilihan warnanya juga banyak kok, lebih jelasnya hubungi langsung nomor telepon tersebut.

Masih di kawasan Pondok Bambu ada juga Ganto Sari, melayani jasa sewa pelaminan. Berada di Komplek Kejaksaan Agung Duren Swawit. Nomor telepon yang dapat dihubungi 021-861-2179. Tersedia pelaminan dan gaun pengantin adat. Informasi lengkapnya hubungi nomor diatas atau langsung saja gerainya.

Pada bulan-bulan tertentu jasa sewa pelaminan bisa penuh, oleh karena itu bagi kita yang akan melangsungkan pernikahan sebaiknya memesan pelaminan dan perlengkapan pesta lainnya jauh hari sebelum hari pesta. Beberapa perlengkapan pesta yang harus dipersiapkan jauh hari sebelumnya adalah; baju pengantin, undangan, sewa tempat (gedung), dan jasa tuan kadhi.

Pemasangan pelaminan biasanya dilakukan 3 hari sebelum hari H, jiak bentuknya rumit dan megah bisa juga dipasang seminggu sebelum hari pesta. Hal seperti ini perlu dipertimbangkan bagi kita yang akan melangsungkan pernikahan di gedung sewaan, sebab pihak pengelola gedung akan menghitung uang sewa sejak pelaminan dipasang. Jika kita memasang pelaminan seminggu sebelum hari H berarti kita harus menyewa gedung tersebut sejak saat itu hingga pesta selesai, tentu saja biayanya menjadi lebih mahal. Beda halnya jika kita melangsungkan resepsi pernikahan di rumah, maka sewa pelaminan tetap dihitung dengan sistem paket.

Itulah beberapa jasa sewa pelaminan di Kota Jakarta, jika ada tambahan informasi atau mau promo usaha silahkan melalui comment form atau hubungi author agar dimuat di dalam postingan ini.

Labels: ,

"Zaman sudah modern" bahasa cari-cari alasan untuk membantah orang tua. Suatu ketika saya pernah mengundang seorang sahabat untuk menghadiri pesta pernikahan; "mas undangannya via sms aja ya" kata saya kala itu, lantas dengan bercanda dia juga menjawab "oh gak papa Pri, nanti saya juga datang lewat sms ya",  (sambil terkekeh). 
Di era digital ini undangan pernikahan juga ikutan modernisasi, pasti kita pernah menerima RSVP melalui akun facebook. Pertanyaanya, berapa besarkah respon  orang terhadap undangan yang dikirim melalui facebook atau jejaring sosial lain? atau, Pernahkah kita menghadiri pesta pernikahan orang lain untuk memenuhi undangan melalui fb? Kalau saya sendiri "pernah", hanya saja tidak semuanya. Soal efektifitas, saya rasa tetap kurang efektif karena banyak orang menganggap undangan seperti itu main-main saja.
pesan pernikahan
Dalam membuat sebuah undangan pernikahan sangat disarankan untuk tetap menjunjung tinggi budaya dan adat. Setiap adat memiliki tata cara khusus dalam mengundang. Contohnya; Adat Karo, untuk mengundang warga sekampung cukup dengan mendatangi rumah-rumah warga tanpa memberikan kertas undangan, jadi undangan hanya disampaikan secara lisan, orang yang mengundang biasanya membawa sirih. Begitu juga dengan adat Minangkabau, selain warga sekampung maka sanak famili dekat juga tidak lazim diundang dengan kartu / kertas undangan.

Lain adat lain pula tata cara mengundangnya, sebagai warga negara Indonesia kita pasti terikat dengan salah satu adat istiadat yang ada di negeri ini. Walaupun lita seorang blasteran antar suku atau bangsa, tetap saja orang tua kita berasal dari suku. Menghargai suku sendiri itu sangat baik, jika bukan kita yang menghargai siapa lagi. Salah satu warisan paling berharga dari nenek moyang adalah adat istiadat, tanpa adanya adat ini mungkin kita sudah tidak mengenal rasa malu.

Walaupun kita akan memesan undangan unik, alangkah baiknya unsur budaya tetap dimasukkan. Walaupun zaman sudah modern janganlah meninggalkan nilai-nilai kebudayaan, kita hanya perlu menyesuaikannya atau "memodernisasi" (istilah anak kuliahannya). Banyak kok contoh undangan adat yang modern, coba datangi saja salah satu pembuat undangan terdekat dari rumah kita, pasti disana banyak model undangan adat yang modern. 

Dalam mencetaknya juga jangan berlebihan, tetapkan terlebih dahulu nama-nama orang yang akan di undang baru memesan undangan, jangan sebaliknya. Tapi kebanyakan kita sekarang ini lebih dulu memesan undangan baru melisting orang-orang yang akan diundang, ujung-ujungnya bakal banyak sahabat dan orang terdekat yang lupa diundang. Setelah melisting jumlah tamu maka pesanlah undangan, lebihkan 10% dari jumlah tamu yang sudah dilist, hal ini untuk jaga-jaga kalau ada nama yang ketinggalan.

Harga sebuah undangan pernikahan sangat bergantung pada model dan jenis bahan yang digunakan, semakin bagus bahannya maka semakin mahal harganya. Hanya saja satu prinsip yang perlu ditnamakan dari awal, yakni undangan yang akan kita bagikan pasti bakalan masuk tong sampah para tamu. Sebagus dan seunik apapun itu yang pasti saya tidak pernah mengkoleksinya. Oleh karena itu, alangkah bijak jika kita memesan undangan yang murah dan sederhana saja.

Labels: